GAGASAN PEMIKIRAN TAFSIR B.J. HABIBIE TERHADAP KONSEP INSAN KAMIL

Anas Malik Hakimi, NIM.: 19105030097 (2023) GAGASAN PEMIKIRAN TAFSIR B.J. HABIBIE TERHADAP KONSEP INSAN KAMIL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (GAGASAN PEMIKIRAN TAFSIR B.J. HABIBIE TERHADAP KONSEP INSAN KAMIL)
19105030097_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (GAGASAN PEMIKIRAN TAFSIR B.J. HABIBIE TERHADAP KONSEP INSAN KAMIL)
19105030097_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Gagasan tentang insan kamil bukan suatu diskursus baru di tengah khazanah intelektual muslim. Gagasan ini sejatinya telah menghiasi ruang pemikiran dunia filsafat Islam sejak abad ke-13 M yang diprakarsai oleh Syekh Muhyi Al-Dīn Ibn ‗Arabi. Namun, jauh sebelum itu, ide rasionalitas terhadap konsep keutuhan manusia telah menjadi perbincangan di dalam tradisi filsafat Yunani dan Persia Kuno. Maka di Barat, pengembangan konsep ini diikuti oleh Fredrich Wilhelm Nietsczhe hingga lahirlah gagasan ubermensch. Seiring berjalannya dinamika intelektual, insan kamil dikonstruksi, baik secara historis, maupun oleh penutur, dan objek tutur dalam arti yang lebih luas, bukan hanya sebagai predikat bagi hamba yang salih sebagaimana pandangan Ibn ‗Arabi, atau manusia dengan segala kedigdayaannya sebagaimana teori ubermensch. Pada tahun 1992, konsep manusia ideal diserap secara lebih dinamis dan moderat oleh ‗manusia multidimensi‘, julukan bagi Bacharuddin Jusuf Habibie—B.J. Habibie dengan menggunakan pendekatan tafsir hingga muncul sebuah gagasan bernama insan kamil. Terkait bahasan insan kamil yang digagas oleh Habibie dalam Memahami Al-Qur‟an dan Mengimplementasikannya (1992), terdapat korelasi terhadap langkah-langkah penafsiran Al-Qur‘an sehingga menuntun untuk dilakukan penelitian ini. Habibie menyitir beberapa ayat dalam Al-Qur‘an guna mendukung legitimasi argumentasinya, diantaranya Q.S. Al-Mujadalah/58:11, dan Q.S. Al-Rahmān/55:33 sebagai penafsiran terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian, Q.S. Al-Anfal/8: 1-4, dan Q.S. Al-Isra‘/17: 23-38 sebagai penafsiran terhadap etika dan moralitas agama. Kedua penafsiran saling berkaitan sehingga dapat membangun keseimbangan antara iptek dan imtak. Kedua elemen tersebut lantas disinergikan dengan ketujuh substansi pemahaman Qur‘ani. Sinergitas tiga elemen tersebut membentuk suatu teorema ‗elemental synergy‘ yang disebut Habibie sebagai insan kamil, atau manusia yang seutuhnya. Bila mengacu pada konsep yang digagas oleh Habibie, upaya pemahaman Al-Qur‘an ini bersifat implementatif mengingat ketiga elemen tersebut hanya dapat terwujud dengan amalan konkret. Corak penafsiran yang dihasilkan Habibie bersifat -al-adab al-ijtimā‟i yang dipahami oleh berbagai kalangan ulama maupun konsumen tafsir sebagai corak yang dapat menjawab kemaslahatan umat. Dari konsep tersebut, Habibie telah memberikan teladan tentang keterpautan iptek dan imtak—yang dibarengi dengan penguasaan terhadap ilmu memaknai Al-Qur‘an—memantik untuk melahirkan ide gagasan yang secara langsung berkonsentrasi pada maslahat keumatan. Habibie dengan keunggulan ipteknya, dapat melahirkan faktor Habibie, teorema dan metode Habibie. Hingga pada implementasi imtak, Habibie menghijaukan setiap estafet tongkat amanat, mulai dari kancah perpolitikan hingga pergumulannya dalam intelegensia muslim Indonesia (ICMI). Pendirian ‗Habibie Center‘ hingga MAN Insan Cendekia, merupakan perwujudan dari ketiganya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. Mohamad Yusup, M.SI
Uncontrolled Keywords: Gagasan Tafsir; Insan Kamil; Habibie
Subjects: Islam dan Pemikiran
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 12 Jul 2023 11:37
Last Modified: 12 Jul 2023 11:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59824

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum