PENGGUNAAN TANDA TAJWID DALAM MANUSKRIP AL-QUR’AN KAMPUNG PANDEAN DUSUN PUNDUNG WUKIRSARI IMOGIRI BANTUL

Fariha Nuril Hajar Al Adlha, NIM.: 19105030065 (2023) PENGGUNAAN TANDA TAJWID DALAM MANUSKRIP AL-QUR’AN KAMPUNG PANDEAN DUSUN PUNDUNG WUKIRSARI IMOGIRI BANTUL. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENGGUNAAN TANDA TAJWID DALAM MANUSKRIP AL-QUR’AN KAMPUNG PANDEAN DUSUN PUNDUNG WUKIRSARI IMOGIRI BANTUL) 19105030065_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (PENGGUNAAN TANDA TAJWID DALAM MANUSKRIP AL-QUR’AN KAMPUNG PANDEAN DUSUN PUNDUNG WUKIRSARI IMOGIRI BANTUL) 19105030065_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (11MB) | Request a copy

Abstract

Proses penyalinan al-Qur’an melalui tulisan tangan selalu menarik untuk diteliti karena menyimpan dinamika kepenulisan al-Qur’an yang didasari adanya faktor kemanusiaan penyalin. Dinamika kepenulisan al-Qur’an dapat berupa aspek rasm, qira’at, khatt}}, al-waqfu wa al-ibtida>’, ilmu tajwid dan sebagainya. Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan tanda tajwid yang berangkat pada beberapa manuskrip yang memiliki tanda tajwid berbeda satu sama lain seperti manuskrip Lingga 1247H menuliskan huruf نن di atas bacaan yang memiliki hukum izha>r, huruf خخ untuk hukum ikhfa>’. Manuskrip Tegallayang 1275H/1859M menuliskan huruf نن kecil menunjukkan adanya nun wiqa>yah atau nun was}l ketika harakat tanwin bertemu dengan hamzah was}l. Manuskrip Pakualaman dengan perkiraan umur 1823M seperti غمم غ untuk idga>m, ظظ untuk iz}ha>r, غغ untuk gunnah, خمم خ untuk ikhfa>’ atau ikhfa>’ syafawi, قصرصر ق untuk bacaan qas}r. Tanda tersebut juga ditemukan dalam manuskrip ini namun dalam bentuk berbeda seperti tulisan mamdu>d, mad, idga>m, qat}’, was}l dan sebagainya. Sehingga menghasilkan fokus penelitian menjadi pertama, apa saja tanda tajwid dalam manuskrip al-Qur’an salinan Muhammad Nayazi dan kedua, apa makna dari tanda tajwid tersebut. Teori dalam penelitian ini menggunakan teori kodikologi dan teori tajwid. Teori kodikologi diperlukan untuk melihat gambaran umum mengenai manuskrip di luar teks naskah. Sedangkan teori tajwid yang digunakan adalah teori tajwid Ibnu Jazariyah yang dinilai netral dalam dalam penggunaan tajwid dan tidak menyantumkan mengikuti madzhab qira’at tertentu. Pembahasan materi tajwid milik al-Jazary dinilai lebih universal dengan mencamtumkan pembahasan makha>rijul h}uru>f, s}ifa>t h}uru>f dan kaidah rasm al-mus}h}af yang merupakan materi pendalaman dalam ilmu tajwid. Penelitian ini menyimpulkan bahwa manuskrip al-Qur’an salinan Muhammad Nayazi ditulis oleh seorang penghafal al-Qur’an bernama Muhammad Nayazi salah satu murid dari Muhammad Shidqi pada tahun 1277H/1861M. Manuskrip ini adalah milik Mbah Ponco Ikromo, seorang pandai besi di wilayah Kampung Pandean Desa Wukirsari Kapanewon Imogiri Kabupaten Bantul. Sejarah perolehan manuskrip diasumsikan pemberian orang lain saat beliau belajar mengaji di Wonokromo. Manuskrip ini diasumsikan berasal dari Turki karena memiliki kemiripan dengan manuskrip Tegallayang dan mushaf milik K.H. Arwani Amin dalam penggunaan tanda tajwid pada hukum nun sukun dan tanwin serta sistem penulisan menggunakan ayat pojok, yangmana merupakan mushaf yang sering digunakan oleh penghafal al-Qur’an. Namun, tak sedikit adanya pebedaan dalam setiap manuskrip sebagai ciri khas manuskrip tersebut. Adanya tanda tajwid yang bervariatif tersebut diasumsikan sebagai kreasi dari penyalin agar mempermudah dalam membaca dan mengingat hafalan penyalin

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item