GERAKAN PP. ‘AISYIYAH DALAM PEMBINAAN WANITA DESA DI INDONESIA (1978-1995 M)

Halimah Nur Febriyani, NIM.: 20201021004 (2022) GERAKAN PP. ‘AISYIYAH DALAM PEMBINAAN WANITA DESA DI INDONESIA (1978-1995 M). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (GERAKAN PP. ‘AISYIYAH DALAM PEMBINAAN WANITA DESA DI INDONESIA (1978-1995 M))
20201021004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (GERAKAN PP. ‘AISYIYAH DALAM PEMBINAAN WANITA DESA DI INDONESIA (1978-1995 M))
20201021004_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Upaya pembangunan negara masa Orde Baru dilakukan dengan menciptakan ideologi gender negara atau ibuisme negara. Ibarat sebuah keluarga hal ini dilakukan bahwa perempuan memiliki peran ibu melengkapi kekuasaan suami (negara). Dalam mewujudkan ideologi ini maka organisasi wanita di wadahi dengan Dharma Wanita, yang dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan pemerintah dan mengontrol gerakan perempuan dalam ideologi pembangunan Orde Baru. Selain menciptakan ideologi baru pemerintah pada tahun 1978 dalam GBHN menyatakan memberikan hak dan kesempatan serta tanggung jawab kepada perempuan dalam pembangunan negara. Salah satu organisasi perempuan yakni ‘Aisyiyah memberikan respons kepada kebijakan pemerintah tersebut dengan program Pembinaan Waita Desa sebagai upaya turut serta dalam pembangunan negara. Penelitian menggunakan pendekatan sosial politik. Hal ini bertujuan untuk menganalisa untuk menganalisa kebijakan-kebijakan politik yang diterapkan pemerintah. ‘Aisyiyah sebagai organisasi wanita berupaya menanggapi hal tersebut dengan sebuah gerakan pembinaan wanita desa yang berkembang menjadi Qaryah Thayyibah. Konsep yang digunakan yakni konsep sosial movement. Konsep ini berangkat dari gerakan sosial yang memperjuangkan kebutuhan dan eksistensinya. Konsep ini merupakan hal utama bagi pergerakan perempuan untuk melakukan aksi kolektifnya. Teori yang digunakan yaitu struktural-fungsional yang ditemukan Talcott Parsons, untuk melihat keberhasilan gerakan ‘Aisyiyah dalam Pembinaan Wanita Desa yang dilanjutkan Qaryah Thayyibah. Metode yang digunakan yaitu metode sejarah meliputi: Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, Pada masa Orde Baru ‘Aisyiyah memberikan respons terhadap tujuan pemerintah dalam proses pembangunan. Berbagai aktivitas yang dilakukan ‘Aisyiyah pada masa ini sesuai dengan kebijakan Orde Baru. Kedua, Program yang dilakukan sebagai respon dari kebijakan Orde Baru yakni Pembinaan Wanita Desa (1978) yang dilanjutkan dengan Qaryah Thayyibah (1989). Situasi politik yang demikian menjadikan ‘Aisyiyah mengadopsi kebijakan Orde Baru agar dapat menjalankan cita-cita dan perjuangan terhadap kaum perempuan. PWD yakni program pemberdayaan yang diberikan kepada para wanita agar dapat mempunyai peran dan keterampilan. Ketiga, Pada 1989 program pembinaan wanita desa berubah menjadi program Qaryah Thayyibah. Program ini merupakan suatu pembinaan dalam desa guna mewujudkan keluarga sakinah. Perbedaan kedua program ini yakni jika PWD berfokus hanya kepada kaum perempuan sementara Qaryah Thayyibah berfokus tidak hanya kaum perempuan namun juga anggota keluarga.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Muhammad Wildan, M.A.
Uncontrolled Keywords: Aisyiyah, Pembinaan Wanita Desa, Qaryah Thayyibah
Subjects: Gender
Islam dan Organisasi
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Peradaban Islam/SPI (S2)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 05 Jan 2024 11:04
Last Modified: 05 Jan 2024 11:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62712

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum