TREN HIJAB TURBAN DALAM PERSPEKTIF TAFSIR QS. AN-NUR [24] : 31 (ANALISIS TAFSIR KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED)

Sri Mahaesti Chania, NIM.: 20105030123 (2024) TREN HIJAB TURBAN DALAM PERSPEKTIF TAFSIR QS. AN-NUR [24] : 31 (ANALISIS TAFSIR KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (TREN HIJAB TURBAN DALAM PERSPEKTIF TAFSIR QS. AN-NUR [24] : 31 (ANALISIS TAFSIR KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED)) 20105030123_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (TREN HIJAB TURBAN DALAM PERSPEKTIF TAFSIR QS. AN-NUR [24] : 31 (ANALISIS TAFSIR KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED)) 20105030123_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Penggunaan hijab turban sebagai bentuk hijab muncul dari pandangan seorang desainer busana muslim Indonesia, Vivi Zubedi. Menurutnya, mengenakan turban seharusnya tidak dianggap setara dengan memakai hijab, melainkan lebih mirip dengan hanya memakai topi. Zubedi menegaskan bahwa Al-Qur’an tidak memberikan perintah atau menyebutkan tentang turban, tetapi hanya membahas hijab dan jilbab. QS.An-Nur [24] : 31 sering dijadikan dasar terkait penutupan aurat dan perhiasan bagi perempuan muslim. hijab menjadi simbol dalam konteks penutupan aurat perempuan. Pengaruh globalisasi menjangkau segala aspek kehidupan, termasuk gaya hidup dan pilihan busana. Perkembangan dunia modern dan globalisasi membawa dampak pada isu-isu seputar hijab. Salah satu tren terkini yang muncul dalam konteks hijab adalah popularitas hijab turban. Penelitian ini menggali pemahaman dengan menggunakan perspektif penafsiran kontekstual Abdullah Saeed terhadap ayat tersebut serta menganalisis bagaimana konsep hijab turban dapat diterapkan dalam konteks kontemporer. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Bentuk penelitiannya adalah penelitian kepustakaan atau library research. Metode analisisnya adalah deskriptif analitik, untuk menganalisisnya menggunakan pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. Dengan langkah-langkah, yang pertama, perjumpaan penafsir dengan teks dan dunia teks. Yang kedua, analisis kritis terhadap kebahasaannya, konteks liberal (fungsi teks secara parsial atau bahkan fungsi keterkaitan umum dengan teks makro Al-Qur’an), teks paralel (mengeksplorasi apakah ada kemiripan dengan teks lain), preseden. Yang ketiga, merelasikan teks dengan komunitas penerima pertama. Yang keempat, merelasikan teks dengan konteks kekinian/sekarang. Perumusan masalahnya yaitu pertama, bagaimana makna QS.An-Nur [24] : 31 dalam konteks historis?, kedua, bagaimana makna QS.An-Nur [24] : 31 dalam konteks penghubung?, ketiga, bagaimana kontekstualisasi makna QS. An-Nur [24]: 31 terhadap tren hijab turban?. Secara konteks historis QS. An-Nur [24]: 31 memberikan petunjuk spesifik mengenai tata aturan atau norma tentang keharusan menutup bagian tertentu bagi perempuan Arab pada masa itu. Konteks sejarahnya menunjukkan bahwa ketika itu, perempuan terbiasa menggunakan selendang (khimar), tetapi masih diselempangkan ke leher sehingga bagian leher dan dada masih terlihat. Secara konteks penghubung QS. An-Nur [24] : 31 dapat dikategorikan sebagai nilai instruksional, sehingga bersifat universal. Oleh karena itu, aspek universal dalam ayat ini adalah pentingnya menutup aurat. Namun, tindakan menutup aurat tidak berdiri sendiri, melainkan sesuai dengan konsep moral yang terkandung dalam ayat tersebut, yaitu menjaga pandangan dan tidak menonjolkan perhiasan. Dan nilai moral yang penting, yaitu menjaga martabat dan kehormatan perempuan. Secara kontekstual QS.An-Nur [24] : 31 memberikan dasar untuk memahami bahwa berpakaian dan berperilaku sesuai norma adalah bagian dari menutup aurat.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item