TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN KARENA WALAK (STUDI KASUS DI DESA TAMBAHAGUNG KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI)

ACHMAD SUTIYONO, NIM. 06350080 (2011) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN KARENA WALAK (STUDI KASUS DI DESA TAMBAHAGUNG KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN KARENA WALAK (STUDI KASUS DI DESA TAMBAHAGUNG KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN KARENA WALAK (STUDI KASUS DI DESA TAMBAHAGUNG KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (241kB)

Abstract

ABSTRAK Umat Islam yang hidup dalam tatanan masyarakat adat tidak hanya tunduk dalam aturan-aturan agama saja tetapi juga dituntut untuk patuh terhadap aturan-aturan adat yang mentradisi secara turun-temurun, yang mana aturan adat tersebut kadang sesuai dengan aturan agama dan kadang pula bertentangan dengan aturan agama. Hal ini seperti yang berkembang dan diyakini dalam masyarakat Tambahagung yang melarang perkawinan dikarenakan walak. Walak adalah suatu faham atau keyakinan masyarakat untuk tidak melangsungkan perkawinan antara dua orang yang berbeda tempat tinggal karena adanya petuah sesepuh dan jika dilanggar akan ada akibat buruk menimpa pelakunya. Dalam hal ini dua tempat yang dilarang melangsungkan perkawinan adalah dukuh Kluwung dan dukuh Sono. Pernikahan seperti ini dilarang dalam masyarakat dukuh Kluwung dan Sono karena masyarakat meyakini jika pernikahan tersebut dijalankan maka akan terjadi malapetaka yang akan menimpa rumah tangga para pelaku pernikahan tersebut, seperti perceraian, sakit berkepanjangan, bahkan kematian. Hal ini memotifasi penulis untuk meneliti lebih jauh tentang larangan perkawinan karena walak yang terjadi di desa Tambahagung. Salah satu fokus bahasannya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat masih taat dan menyakini larangan perkawinan karena walak serta bagaimana hukum Islam menyikapi larangan perkawinan karena walak.serta bagaimana hukum Islam menyikapi larangan perkawinan karena walak. Penelitian ini adalah penelitian lapangan Field research) dan teknik pengumpulan data dengan wawancara yang bersifat bebas terpimpin. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologi hukum Islam, yakni dengan menghubungkan larangan nikah karena walak dengan hukum Islam. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat masih taat terhadap larangan perkawinan karena walak di desa Tambahagung adalah: (1) faktor mitos, (2) faktor fanatisme, (3) faktor rasa ta'dhim terhadap petuah para sesepuh, dan (4) faktor adat dan budaya. Dalam sosiologi hukum Islam larangan pernikahan karena walak merupakan gejala sosial yang ada di masyarakat yang bertolak belakang dengan hukum Islam. Larangan perkawinan karena walak termasuk dalam kategori 'urf fasid dan hukum melakukan perkawinan karena walak tersebut adalah mubah (boleh). div

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag. M.Ag. 2. Drs. Supriatna, MSI.
Uncontrolled Keywords: larangan perkawinan, walak, mitos, fanatisme, ta'dhim, adat dan budaya
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 27 Jan 2015 08:52
Last Modified: 12 Apr 2016 14:21
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6570

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum