PROBLEM PERWAKAFAN DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS (Studi Kasus di Yayasan POMESMAWI dan Yayasan al-Huda)

Halimah al-Umniyah, NIM. 08.231.477 (2010) PROBLEM PERWAKAFAN DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS (Studi Kasus di Yayasan POMESMAWI dan Yayasan al-Huda). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (PROBLEM PERWAKAFAN DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS (Studi Kasus di Yayasan POMESMAWI dan Yayasan al-Huda))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (975kB) | Preview
[img] Text (PROBLEM PERWAKAFAN DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS (Studi Kasus di Yayasan POMESMAWI dan Yayasan al-Huda))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (399kB)

Abstract

Wakaf merupakan investasi amal yang bernilai tinggi tanpa memperhitungkan keuntungan materi bagi yang mewakafkan. Salah satu yang menjadi sasaran wakaf adalah peranannya dalam pemerataan kesejahteraan di kalangan umat. Namun wakaf yang sejatinya demikian mempunyai kedudukan tinggi dan penting karena perannya yang mampu memberikan kontribusi signifikan tersebut, dalam prakteknya, hingga detik ini masih menyimpan problematika/berbagai persoalan di lapangan. Penyusun menemukan adanya persoalan perwakafan di wilayah kecamatan Kemranjen, kabupaten Banyumas yakni di Yayasan POMESMAWI dan Yayasan al-Huda, dua buah pesantren yang mempunyai sejumlah tanah wakaf. Permasalahan yang dihadapi oleh Yayasan POMESMAWI yang mempunyai jumlah tanah wakaf -/+ 7 Hektar, di samping masalah sertifikasi, masih adanya tanah-tanah wakaf yang berupa lahan-lahan tanah yang sempit dan terpencar-pencar belum dikelola secara maksimal dan diorientasikan kepada pemberdayaan harta wakaf produktif. Permasalahan berikutnya adalah sempat terjadi munculnya sikap ahli waris wakif yang menarik kembali tanah wakaf yang telah diwakafkan, protes ahli waris wakif terhadap tanah yang telah diwakafkan wakif dengan nada ingin memiliki tanah tersebut kembali. Adapun permasalahan wakaf yang terjadi di Yayasan al-Huda adalah kondisi perwakafan yang bisa dikatakan tidak berkembang, dan belum ada unit khusus dalam yayasan tersebut yang mengelola harta wakaf yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dari aset tanah wakaf yang dimiliki oleh Yayasan al-Huda yang -/+ 7000m², yang masih belum dikelola secara maksimal dengan pengelolaan yang lebih produktif. Hal yang cukup menarik adalah permasalahan wakaf pada dua yayasan ini terjadi di tengah-tengah kaum muslimin yang mempunyai wawasan ilmu agama/hukum Islam cukup tinggi, kedua Yayasan tersebut merupakan yayasan pendidikan Islam yang mempunyai basic pesantren dan mempunyai SDM (Sumber Daya Manusia) yang mempunyai kapasitas pemahaman ilmu agama/hukum Islam cukup memadai. Kondisi tersebut dalam idealitasnya seharusnya mampu mencipta suasana yang cukup kondusif untuk terlaksananya praktek perwakafan secara baik. Akan tetapi dalam realitasnya, hingga saat ini belum demikian. Ada kesenjangan antara dassolen, yang seharusnya dengan dassein, yang senyatanya di lapangan, ada problem akademik yang menjadikan penyusun merasa perlu dan tertarik untuk menelitinya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), bersifat kualitatif, deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan yuridis. Dalam metode pengumpulan data penyusun menggunakan tiga metode yakni wawancara/interview, dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan cara berfikir metode induksi, yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa khusus, digunakan sebagai dasar untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum. Disamping metode Induksi juga digunakan metode deduksi, yaitu menganalisa data berdasarkan pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum digunakan untuk mengambil kesimpulan yang bersifat khusus. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa problem perwakafan dalam yayasan POMESMAWI, ada dua macam, yaitu: pertama, problem pengembangan dan pemberdayaan,yaitu adanya potensi dan peluang pengembangan perwakafan yang begitu besar, namun belum dimanfaatkan sunguh-sungguh. Kedua problem yang terkait dengan masalah hukum, yaitu adanya perbedaaan pendapat antara pengurus yayasan POMESMAWI dan pengurus unit wakafnya di satu pihak dengan sebagian wakif dipihak lain, yaitu tentang konsep wakaf, dalam hal ini boleh tidaknya tanah wakaf di jual, atau ditukar gulingkan dalam rangka meningkatkan manfaat. Hal itu ternyata menghambat pengembangan perwakafan dalam yayasan tersebut. Adapun upaya/usaha pengurus yayasan POMESMAWI dalam rangka mendapatkan solusi atas problem tersebut adalah masih minim. Belum ada penanganan yang memadai. Usaha penambahan wakaf masih lebih banyak bersifat menunggu dan kurang proaktif. Misalnya mengadakan musyawarah atau duduk bersama antara pihak pengurus Yayasan POMESMAWI dengan pihak para wakif atau ahli waris mereka. Padahal peluang itu selalu terbuka. Adapun problem perwakafan dalam Yayasan al-Huda adalah cukup banyaknya tanah wakaf yang dipergunakan sebagai lembaga pendidikan (tanah yang diatasnya berdiri Pondok Pesantren) yang belum diwakafkan (statusnya bukan sebagai tanah wakaf tetapi tanah milik keluarga). Hal tersebut adalah menyimpan potensi konflik. Adapun problem yang bersifat hukum dalam yayasan al-Huda tidak ada sampai penelitian ini dilakukan. Tentang usaha antisipasi yang dilakukan pengurus yayasan ini terhadap berbagai kemungkinan buruk berkenaan dengan banyaknya tanah-tanah yang dipergunakan bagi kepentingan (asrama dan pondok pesantren) yang belum diwakafkan, pada kenyataannya belum ada yang signifikan.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, M.A.
Uncontrolled Keywords: problem perwakafan
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 14 Feb 2013 20:12
Last Modified: 16 Apr 2015 10:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7009

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum