PRE-CANONICAL READING OF THE QUR’AN (Studi atas Metode Angelika Neuwirth dalam Analisis Teks al-Qur’an Berbasis Surat dan Intertekstualitas)

Lien Iffah Naf'atu Fina, S.Th.I , NIM. 09.213636 (2011) PRE-CANONICAL READING OF THE QUR’AN (Studi atas Metode Angelika Neuwirth dalam Analisis Teks al-Qur’an Berbasis Surat dan Intertekstualitas). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PRE-CANONICAL READING OF THE QUR’AN (Studi atas Metode Angelika Neuwirth dalam Analisis Teks al-Qur’an Berbasis Surat dan Intertekstualitas))
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (PRE-CANONICAL READING OF THE QUR’AN (Studi atas Metode Angelika Neuwirth dalam Analisis Teks al-Qur’an Berbasis Surat dan Intertekstualitas))
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Tesis ini merupakan penelitian terhadap model pre-canonical reading of the Qur’an dengan metode analisis teks al-Qur’an berbasis surat dan intertekstualitas yang ditawarkan oleh Angelika Neuwirth. Alasan penulis memilih pokok bahasan dan tokoh ini adalah: Pertama, Neuwirth adalah sarjana Barat yang didaku sebagai sarjana paling awal dalam penelitian al- Qur’an secara akademis sehingga pemikirannya bisa dijadikan sebagai salah satu titik signifikan untuk memandang pergeseran paradigma kajian al-Qur’an sarjana Barat dari polemis-ideologis kepada akademis-dialogis yang bermula sejak tahun 1980-an. Kedua, pembacaan al-Qur’an prakanonisasi memberikan sudut pandang baru terhadap komposisi al-Qur’an dan adanya materimateri teks lain dalam al-Qur’an yang semula dipandang secara peyoratif oleh para sarjana Barat awal. Ketiga, pembacaan ini memberikan nuansa yang berbeda kepada kajian berbasis surat yang sejak abad ke-20 menemukan massifitasnya di kalangan sarjana Muslim. Atas latar belakang di atas, pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian adalah bagaimana metode analisis teks al-Qur’an yang ditawarkan Neuwirth. Jawaban dari pertanyaan tersebut selanjutnya mengarah kepada relevansi tawaran Neuwirth ini bagi kesarjanaan al-Qur’an. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan historis-filosofis dengan metode deskriptif-interpretif. Pendekatan pertama penulis gunakan untuk menelusuri studi berbasis surat dan intertekstualitas dalam sejarah kesarjanaan Muslim dan Barat untuk kemudian dituangkan dengan metode deskriptif. Data ini kemudian digunakan sebagai kerangka untuk membaca pemikiran Neuwirth. Pendekatan kedua, dengan metode interpretif, penulis gunakan untuk menggali gagasan Neuwirth tentang al-Qur’an dan bagaimana dia memberikan tawaran pembacaan al-Qur’an berangkat dari konsepnya tentang al-Qur’an, termasuk posisinya di hadapan kecenderungan kajian yang sama dan relevansinya bagi studi al-Qur’an. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, studi berbasis surat berangkat dari kesadaran tentang komposisi al-Qur’an. Di kalangan sarjana Barat awal, komposisi ini menjadi sasaran kritik al- Qur’an alih-alih menggunakannya sebagai titik berangkat analisis. Di kalangan sarjana Muslim dan sarjana Barat belakangan, model kajian berbasis surat ini beragam, ada yang berangkat dari kesatuan al-Qur’an berada dalam al-Qur’an tarti>b mus}h}a>fi, tarti>b nuzu>li>, atau kajian surat secara mandiri. Sedangkan, kajian intertekstualitas berangkat dari fakta adanya materi teks lain dalam al-Qur’an. Sarjana Barat awal memberikan penilaian yang miring terhadap fakta ini –paradigma borrowing. Belakangan, seiring perkembangan kritisisme sastra dan historis, termasuk di dalamnya intertekstualitas, fenomena ini tidak lagi dilihat dengan negatif. Kedua, Konsep al-Qur’an Neuwirth berangkat dari pembedaannya terhadap al-Qur’an prakanonisasi yakni al-Qur’an yang hidup pada masa Nabi dengan al-Qur’an post-kanonisasi yakni al-Qur’an yang telah dikodifikasi sebagai mushaf. Kodifikasi, menurutnya, telah menjadikan karakter al-Qur’an yang pertama mati. Untuk meghidupkan al-Qur’an yang ‘mati’ ini, Neuwirth memberikan tawaran untuk melakukan pre-canonical reading of the Qur’an dengan melakukan analisis struktur mikro terhadap surat sebagai unit tuturan yang digunakan oleh Nabi pada masa lahirnya al-Qur’an. Selanjutnya, Neuwirth mendudukkan al-Qur’an bersama dengan teks-teks lain yang diasumsikannya mengitari al-Qur’an pada masa kelahirannya yakni teks Yahudi, Kristen, puisi Arab dan retorika Yunani dan melakukan kajian intertekstualitas terhadapnya. Tawaran Neuwirth ini, sebagai gabungan dari pendekatan sastra-historis, dalam hemat penulis telah berhasil menghidupkan al-Qur’an, memberikan warna pada kajian berbasis surat dan intertekstualitas. Selain itu, dengan pembacaannya ini, Neuwirth telah membantah pandangan sarjana Barat awal tentang al-Qur’an di atas. Pembacaan pra-kanonisasi ini kemudian bisa dijadikan sebagai inspirasi untuk melakukan reposisi al-Qur’an dan dialog antar kitab suci.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Phil. H. Nur Kholis Setiawan, M.A
Uncontrolled Keywords: pre-canonical reading of the Qur’an, analisis struktur mikro, diakronis, analisis berbasis surat, intertekstualitas.
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Agama dan Filsafat
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 14 Feb 2013 22:29
Last Modified: 15 Apr 2015 14:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7026

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum