USLUB AL-MUBALAGHOH FIY MASYAHIDIL QIYAMAH FIY JUZ'I AMMA

WIMBO BASKORO - NIM. 03111307, (2008) USLUB AL-MUBALAGHOH FIY MASYAHIDIL QIYAMAH FIY JUZ'I AMMA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (USLUB AL-MUBALAGHOH FIY MASYAHIDIL QIYAMAH FIY JUZ'I AMMA )
BAB 1, BAB V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (993kB) | Preview
[img] Text (USLUB AL-MUBALAGHOH FIY MASYAHIDIL QIYAMAH FIY JUZ'I AMMA )
BAB II, BAB III, BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (516kB)

Abstract

ABSTRAK Al-Qur'an, sebuah kitab suci yang di dalamnya terhimpun berbagai aspek yang hendak disampaikan seperti aspek syari'ah yang selalu terikat oleh legalitas fiqih, aspek aqidah yang selalu berkutat menjadi obyek nalar kritis, dan berbagai macam aspek yang lain. Menariknya, dalam penyampaiannya [content] al-Qur'an tidak hanya menggunakan satu macam gaya bahasa atau uslub, melainkan lebih dari itu, maka pantaslah jika al-Qur'an disanjung sebagai kitab suci yang bernilai sastra paling tinggi. Salah satu penggunaan gaya bahasa tersebut ialah hiperbola yang dalam bahasa Arab berarti mubalaghoh. Hiperbola atau mubalaghoh adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan isinya baik dari segi sifat, jumlah, maupun ukurannya dengan maksud untuk memperhebat suasana yang hendak dimaksud. (Tarigan). Penggunaan mubalaghoh juga terdapat pada Al-Qur'an seperti pada potongan ayat dari surat al-Baqarah yang artinya sebagai berikut ini: Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dalam potongan ayat di atas Allah menentangkan keadaan orang-orang kafir yang mana ketika diberi petunjuk dengan adanya al-Qur'an mereka malah mengingkarinya atau meragukannya dengan menutup penglihatan (tak mau tahu), pendengaran, dan bahkan hati. Unsur mubalaghoh yang disampaikan pada ayat di atas adalah penggunaan sifatnya yang dilebih-lebihkan yaitu kata kilat yang menyambar penglihatan, padahal ketika kilat itu menyambar pastilah mengenai tubuh, tapi di sini yang hendak di asosiasikan adalah kata penglihatan. Selain ini, mubalaghoh yang terdapat pada potongan ayat tadi ialah ukurannya seperti pada kata setiap kali. Kata setiap kali menunjukkan makna bilangan dan kuantitatif yang mana jumlahnya berulang-ulang. Karakter atau unsure pembentuk mubalaghoh ini adalah penyusunan atau pemilihan kata/diksi yang sesuai agar didapat makna yang dikehendaki, karena uslub al-Qur'an adalah cara atau metode al-Qur'an yang menjadi cirinya dalam menyusun dan memilih kata. Salah satu efek yang ditimbulkan dari mubalaghoh di atas adalah ironi, karena menempatkan suatu lafadz yang tidak pada tempatnya Berangkat dari inilah, ingin meneliti unsur-unsur pembentuk gaya bahasa hiperbola atau mubalaghoh yang digunakan al-Qur'an khususnya yang terdapat pada juz 'Amma dalam menggambarkan kejadian kiamat serta efek-efek yang ditimbulkan oleh mubalaghoh itu sendiri.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : Drs. H. Bermawy Monthe, M.A., Pembimbing II : Drs. Mustari, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Al-Qur'an, uslub, mubalaghoh, tarigan.
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 03 Jul 2012 22:46
Last Modified: 20 Dec 2016 08:32
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1092

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum