AL KALIMAH AL NABA' WA TA'ADDUDU MA'ANIHA FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH DALALIYYAH SIYAQIYYAH)

TUNIK RUJULUNA, NIM. 11110154 (2014) AL KALIMAH AL NABA' WA TA'ADDUDU MA'ANIHA FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH DALALIYYAH SIYAQIYYAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

Preview	Text (AL KALIMAH AL NABA' WA TA'ADDUDU MA'ANIHA FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH DALALIYYAH SIYAQIYYAH)) BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview
	Text (AL KALIMAH AL NABA' WA TA'ADDUDU MA'ANIHA FI AL QUR'AN AL KARIM (DIRASAH DALALIYYAH SIYAQIYYAH)) BAB II, III.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB)

Abstract

Makna adalah hubungan yang ada diantara satuan bahasa. Makna didapatkan dengan meneliti hubungannya didalam struktur bahasa. Sehingga dikenal bermacam-macam tata hubungan makna, seperti sinonimi, polisemi, homonimi, hiponimi dan antonimi. Polisemi merupakan satuan bahasa ( kata atau frasa) yang memiliki makna lebih dari satu atau bermakna ganda. Munculnya keberagaman dan kegandaan makna tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagaimana dalam penelitian tentang keberagaman makna kata an-naba yang memiliki makna lebih dari satu, secara leksikal atau makna asal kata tersebut adalah berita atau kabar, namun dalam konteks yang berbeda, makna kata an-naba bisa bergeser dan memiliki makna lain, seperti kisah, wahyu, ghoib, utusan, alquran dan yang lain. Secara linguistik umum makna-makna tersebut memiliki kesamaan makna, namun menurut teori umum semantik dua kata yang berbeda meskipun sedikit perbedaanya maka maknanya pun tidak persis sama. Jadi makna kata an-naba setelah mendapatkan penambahan unsur, penambahan imbuhan, perluasan pemakaian dan perluasan makna, akan memiliki banyak makna selain makna asalnya. Meskipun makna kata tersebut masih berhubungan dengan makna aslanya. Karena merupakan perkembangan dari komponen-komponennya. Peneliti telah jumpai makna kata an-naba dalam alquran memiliki beragam makna ketika mengalami perubahan berbentuk isim (kata benda) kedalam betuk Fi’il (kata kerja). An-naba yang secara leksikal bermakna kabar atau berita, ketika menjadi “fayunabi’ukum” bermakna membalas atau memberi imbalan, dalam kalimat ini dia memiliki makna majaz. Kata annaba juga memiliki makna yang berbeda serta beragam tatkala dalam satu bentuk, namun dalam kesatuan kalimat memiliki makna yang berbeda dengan kalimat yang lain, sebagaimana dalam alquran Allah SWT berfirman: “ Qul Huwa naba’un ‘adzim”, an-naba al’adzim disini bermakna alquran, kebangkitan, utusan, atau hari kiamat. Dalam ayat yang lain, firman Allah SWT : “ Tilka min anbail ghoibi nuuhiiha ilaik”. An-naba disini bermakna wahyu. Keberagaman makna kata an-naba dalam alquran membuat penelitian ini layak dan sangat menarik untuk dilakukan dengan harapan akan terungkap ز keberagaman makna kata an-naba dalam alqur’an dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberagaman makna kata tersebut. Bahkam penggunaan kata annaba dalam alquran yang lebih sering dan banyak dibandingkan kata khabara, menambah keunikan dalam melakukan penelitian ini. Penelitian ini akan menggunakan anlisis semantik, karena semantik merupakan ilmu yang mepelajari tentang makna atau arti. Pengungkapan sebuah makna dalam kajian semantik berkaitan erat dengan lambang dan referennya. Inilah yang disebut dengan makna leksikal atau makna asli. Namun tidak semua makna mengacu pada lambang atau referensiya lagsung. Artinya, dalam memahami sebuah kalimat sangat dituntut untuk memahami konteks atau wacananya. Keberagaman makna dalam semantik disebut dengan polisemi, yaitu satu kata memiliki banyak makna.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item