HILDA FI AL RIWAYAH MAWAKIB AL AHRAR LI NAJIB AL KAYLANI (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH)

DEWI LISTIYANINGSIH, NIM. 09110108 (2013) HILDA FI AL RIWAYAH MAWAKIB AL AHRAR LI NAJIB AL KAYLANI (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (HILDA FI AL RIWAYAH MAWAKIB AL AHRAR LI NAJIB AL KAYLANI (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH) )
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (HILDA FI AL RIWAYAH MAWAKIB AL AHRAR LI NAJIB AL KAYLANI (DIRASAH TAHLILIYYAH PSIKOLOGIYYAH ADABIYYAH) )
BAB II, III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Novel sebagai bagian dari karya sastra, merupakan jagad realita yang di dalamnya terjadi peristiwa, perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh). Novel Mawakib al-Ahrar merupakan salah satu karya Najib Kaelani. Novel ini mengisahkan tentang kisah heroik penduduk Mesir melawan serdadu Perancis yang dikemas melalui kisah cinta putri cantik seorang pembelot, Hilda. Di dalam kepribadian tokoh ini terkandung aspek-aspek kejiwaan yang sangat kaya. Dalam pengamatan penulis, novel ini pantas untuk ditelaah dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung. Menurut Jung, kepribadian dietimologikan dari kata “Personality” (bahasa Inggris), yang berasal dari kata Persona (bahasa Latin) yang berarti kedok atau topeng. Dalam hal ini, C. G. Jung berpendapat bahwa: “Sepanjang hidupnya manusia selalu memakai topeng ini untuk menutupi kehidupan batiniahnya.” Namun, terlalu sering memakai topeng akan menimbulkan gejolak jiwa yang tidak terkontrol, seperti permasalahan yang dialami oleh tokoh Hilda. Gejolak jiwanya menjadi tidak terkontrol karena tuntutan situasi dan kehidupan pribadinya berada di tangan ayahnya, sehingga secara sadar atau pun tidak sadar pribadi Hilda berubah. Setelah menganalisis tokoh Hilda dengan pendekatan psikologis, peneliti mengetahui bahwa secara keseluruhan Hilda berhadapan dengan tiga kondisi problematis - antara hasrat pribadi, ambisi sang ayah dan tuntutan situasi. Ketiga problem tersebut, secara sadar atau pun tidak sadar berpengaruh terhadap kepribadiannya, diantaranya; berubahnya karakter kepribadian, yaitu dari seorang tokoh yang tidak pernah meminum anggur menjadi pecandu anggur, hingga terjadilah perbuatan asusila dengan Jendral Deboi dibawah pengaruh anggur tersebut. Selain itu peneliti juga menganalisis struktur kepribadian Hilda dengan menggunakan teori C. G. Jung. Hasil analisis tersebut adalah; 1) Ego atau kesadaran; mempunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa. Fungsi jiwa superior Hilda adalah intuisi dan sikap jiwanya adalah ektrovert. 2) Ketidaksadaran pribadi (personal unconsciousness); Hilda mulai mencicipi anggur untuk sedikit melepas beban yang membelenggunya. 3) Ketidaksadara kolektif (collective unconsiciousness); ia mulai merasa nyaman dengan pesta meriah, foya-foya dan minumminuman bersama para bangsawan Mamalik lainnya. 4) Persona; bentuk personanya adalah menyembunyikan skandalnya dengan Jendral Deboi, 5) Bayang-bayang (shadow); adalah bentuk yang disembunyikannya, yaitu perbuatan asusilanya dengan Jendral Deboi. 6) Animus; sikap berontak. Dan secara keseluruhan jenis kepribadian Hilda adalah ektrovert, meskipun di dalam novel ini terdapat beberapa kutipan yang mengacu pada sikap introvert.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING: NURAINI, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Hilda
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 09 May 2014 07:55
Last Modified: 10 Jul 2015 08:42
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12460

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum