Diah Rahmawati, NIM.: 03531384 (2008) PENAFSIRAN KATA AMANAH DALAM AL-QUR'AN MENURUT TABATABA'I DAN SAYYID QUTB. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (PENAFSIRAN KATA AMANAH DALAM AL-QUR'AN MENURUT TABATABA'I DAN SAYYID QUTB)
03531384 - BAB I_BAB PENUTUP.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
|
![]() |
Text (PENAFSIRAN KATA AMANAH DALAM AL-QUR'AN MENURUT TABATABA'I DAN SAYYID QUTB)
03531384 - BAB II _BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Abstract
Amanah merupakan sebuah konsep penting dalam al-Qur'an yang berkaitan dengan hakikat spiritiual keagamaan muslim. Amanah termasuk salah satu kata yang sering diucapkan, tetapi meski menjadi istilah umum dalam keseharian, masih banyak manusia yang belum sanggup mendalami maknanya. Kedudukan amanah dalam al-Qur'an dan al-Sunnah mengandung bobot yang dalam dan merupakan salah satu kunci dalam konsep syariah, khususnya dalam kaitannya dengan aspek muamalah yaitu aspek yang menyangkut hubungan antara manusia dan manusia dalam hubungan bermasyarakat. Amanah (Ar: amanah; bentuk masdar dari amanu-ya'munu=jujur atau bisa dipercaya, jamak: amanat). Dalam bahasa Indonesia, amanah berarti kerabat, ketentraman, atau dapat dipercaya; dan amanat berarti pesan, perintah, keterangan, atau wejangan. Dalam kitab-kitab sejarah perjuangan rasul, amanah merupakan salah satu diantara beberapa sifat yang wajib dimiliki oleh para rasul. Mereka bersifat jujur dan bisa dipercaya, terutama dalam urusan yang berkenaan dengan tugas kerasulannya. Disamping itu, mereka yang bersifat amanah terpelihara dari hal-hal yang dilarang oleh Allah, baik lahir maupun batin. Kata amnah disebutkan al-Qur'an dalam surat al-Baqarah:283 dan surat al-Ahzab: 72, sedangkan amanat dalam surat an-Nisa: 58, al-Anfal: 27, al-Mu'minun: 8 dan al-Ma'arrij: 32. Skripsi yang berjudul penafsiran kata amanah menurut al-Tabataba'i dan Sayyid Qutb ditulis sebagai wujud ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih dalam tentang makna amnah. Selain itu juga untuk mengetahui penafsiran Tabataba'i dan Sayyid Qutb terhadap kata amanah, apakah di antara mereka terdapat persamaan atau perbedaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode muqaran (perbandingan), karena obyek penelitian ini adalah penafsiran dua orang tokoh tafsir terhadap sebuah tema yang terdapat dalam al-Qur'an. Dari hasil penelitian antara Tabataba'i dan Sayyid Qutb terdapat persamaan dan perbedaan dalam menafsirkan amanah. Di dalam surat al-Anfal ayat 27, Tabataba'i dan Sayyid Qutb sama-sama mengartikan amanah dengan suatu kewajiban yang telah dibebankan kepada manusia dan kewajiban itu harus dilaksanakan. Jika manusia melaksanakan kewajiban tersebut maka akan mendapatkan pahala, namun apabila kewajiban itu tidak dilaksanakan berarti ia telah berdosa. Namun dalam surat al-Ahzab: 72, mereka berbeda dalam menafsirkan amanah. Ta'abataba'i menafsirkan amanah adalah sesuatu yang dipercayakan Allah kepada manusia untuk memeliharanya demi keselamatannya, kemudian amanat itu dikembalikan kepada Allah sebagaimana yang dikehendakinya. Sedangkan Sayyid Qutb mengartikan amanah secara umum yaitu sebagai seluruh amanat baik amanat-amanat dalam kehidupan manusia maupun amanat-amanat di dalam agama.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information / Supervisor: | Pembimbing : Drs. H. Mahfudz Masduki, M.A. dan Moh. Hidayat Noor, M.Ag., |
Uncontrolled Keywords: | amanah; Sayyid Qutb |
Subjects: | 200 Agama > 297 Agama Islam > 297.21 Ilmu Hadis |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1) |
Depositing User: | Edi Prasetya [edi_hoki] |
Date Deposited: | 05 Dec 2024 10:05 |
Last Modified: | 05 Dec 2024 10:23 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1805 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |