Muhammad Anas, NIM.99513150 (2005) KRITIK EPISTEMOLOGI ILMU PENGETAHUAN JURGEN HABERMAS DAN MUHAMMAD ABID AL-JABIRI (Studi Komparasi Epistemologi). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
|
Text
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (4MB) | Preview |
|
Text
BAB II, III, IV.pdf Restricted to Registered users only Download (29MB) |
Abstract
Pengetahuan merupakan eksistensi yang mendasar bagi manusia, pergumulannya dengan lingkungan sekitar mengakibatkan tumbuh dan berkembangannya pengetahuan, dengan demikian, epistemologi mutlak keberadaannya pada diri manusia. Sebagai theory of knowledge, yang mencakup origin of knowledge, method of knowledge, structure of knowledge dan validitiy of knowledge, epistemologi pada dataran pertama berbicara tentang pengetahuan qua pengetahuan, kebenaran qua kebenaran. Sementara pada dataran kedua ia berbicara mengenai pengetahaun secara lebih khusus, semisal ilmu, pada dataran inilah epistemologi sangat berhubungan dengan filsafat ilmu, karena salah satu concern filsafat ilmu adalah menelaah "sifat pengetahuan ilmiah", disamping metodologi dan logika ilmu. Konsepsi dua term diatas, yakni epistemologi dan filsafat ilmu serta relasi yang terbangun diantara keduanya, menjadi titik tolak dari rencana penelitian ini. Krisis masyarakat modem, yang ditandai dengan sikap irrasionalitas, secara epistemologis disebabkan oleh kungkungan teori tradisiona] yang bersifat abistoris.,netral dan memisahkan antara teori dan praxis. Positivisme dan neopositivisme, yang merupakan bagian dari teori tradisional, menjadi ideologi ilmu pengetahuan modem. Dasar epistemologi positivisme dan neopositivisme bagi ilmu pengetahuan modem ini telah menghasilkan masyarakat irrasional dan ideologis, dengan begitu ilmu pengetahuan modem juga mengalami krisis epistemologi ilmu. Sementara, pada dunia Arab, setelah mengalami kekalahan perang melawan Israel masyarakat Arab mengalami krisis, mereka lebih percaya pada produk-produk irrasional dalam turas,kembali ke masa lalu serta terlena akan kejayaannya. Pada dataran epistemologis, hal ini menunjukkan adanya belenggu nalar atasnya, yang berupa otoritas teks yakni episteme bayan -dengan prinsip logika qiyas- menjadi paradigma tunggal yang tak tergoyahkan, kenyataaan ini melahirkan irrasionalitas masyarakat Arab. Otoritas episteme bayan tersebut membatasi ruang gerak ilmuwan dan mereduksi ilmu pengetahuan ke dalam ilmu fiqh, segeralah nyaris tidak ada perkembangan ilmu yang signifikan. Dengan demikian, kesamaan problematik, 'belnggu' nalar, yang meliputi pola pikir kedua masyarakat tersebut menjadi titik tolak Habermas dan Jabiri untuk membongkar basis epistemologi ilmu masing-masing, dengan begitu penelitian komparatif ini sangat dimungkinkan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Prof.Dr.H.M. Amin Abdullah / Fahruddin Faiz, M.Ag. |
Uncontrolled Keywords: | KRITIK EPISTEMOLOGI, ILMU PENGETAHUAN, JURGEN HABERMAS, MUHAMMAD ABID AL-JABIRI |
Subjects: | Epistemologi |
Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1) |
Depositing User: | Miftakhul Yazid Fuadi [staff it] |
Date Deposited: | 05 Jul 2017 14:12 |
Last Modified: | 05 Jul 2017 14:12 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/25862 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |