AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP (Kontribusi Pengusaha Batik Muslim dalam Menanggulangi Pencemaran Limbah di Kawasan Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah)

Dina Qoyyima, NIM. 15520004 (2019) AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP (Kontribusi Pengusaha Batik Muslim dalam Menanggulangi Pencemaran Limbah di Kawasan Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP (Kontribusi Pengusaha Batik Muslim dalam Menanggulangi Pencemaran Limbah di Kawasan Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah)) 15520004_BAB-I_-V_DAFTAR- PUSTAKA.pdf - Published Version Download (9MB) | Preview
	Text (AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP (Kontribusi Pengusaha Batik Muslim dalam Menanggulangi Pencemaran Limbah di Kawasan Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah)) 15520004_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB)

Abstract

Kampung Batik Laweyan dikenal sebagai kampung dagang muslim, karena mencerminkan ciri-ciri kampung dagang dan mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal ini ditandai dengan kehadiran Pengusaha Batik Muslim sebagai pemilik industri batik Laweyan. Sebagai kawasan sentra industri batik, rawan terjadi pencemaran akibat limbah industri. Pengusaha Batik Muslim sadar akan dampak buruk limbah bagi lingkungan. Di sisi lain, Islam sebagai sebagai agama mereka juga mengajarkan untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Pengusaha Batik Muslim kemudian mengadakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari limbah sisa produksi batik tersebut. Penelitian ini membahas dua permasalahan, yaitu: pertama, bagaimana pandangan dan praktik pemeliharaan lingkungan hidup di kawasan Kampung Batik Laweyan. Kedua, bagaimana peran agama dalam praktik pemeliharaan lingkungan hidup yang dilakukan Pengusaha Batik Muslim di kawasan Kampung Batik Laweyan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, dan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview). Teori yang digunakan adalah teori konstruksi sosial Peter L. Berger. Teori ini digunakan untuk mengetahui landasan epistemologi pemikiran masyarakat Laweyan dalam menyikapi kasus pencemaran limbah. Teori tindakan sosial Max Weber, teori ini akan digunakan untuk menganalisis motif dan tujuan dilakukannya praktik pemeliharaan lingkungan hidup, sehingga dapat diketahui nilai apa saja yang berperan dalam praktik pemeliharaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh Pengusaha Batik Muslim di kawasan Kampung Batik Laweyan. Hasil dari penelitain ini antara lain: pertama, Pengusaha Batik Muslim memandang alam dan lingkungan hidup sebagai ciptaan Allah SWT yang harus dirawat dan dijaga kelestariannya. Sebagai pelaku industri, Pengusaha Batik Muslim menyadari akan dampak buruk yang diakibatkan oleh limbah sisa produksi industri batik mereka. Oleh karena itu, mereka melakukan praktik pemeliharaan lingkungan hidup dengan membangun IPAL untuk mengolah limbah sebelum dibuang ke saluran air, serta menggagas proyek pembangunan berkelanjutan. Kedua, praktik pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh Pengusaha Batik Muslim tersebut termotivasi dari ajaran agama Islam tentang alam dan kehidupan yang tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur’an, serta bertujuan untuk mewujudkan visi Kampung Batik Laweyan yaitu “Eco-Culture Kreatif Kampung”, yang bemakna membangun kawasan budaya ramah lingkungan yang berbasis pada nilai-nilai Islami. Oleh karena itu, dapat dikethui bahwa agama juga ikut berperan dalam praktik pemeliharaan lingkungan hidup yang dilakukan Pengusaha Batik Muslim. Dalam hal ini, ajaran agama Islam tentang alam dan kehidupan dijadikan sebagai sumber nilai yang dianut dan diyakini oleh Pengusaha Batik Muslim

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item