MAFHUMU DZAT LI SYAHKHSHIYYAH AR ROISIYAH FI RIWAYAH AL-LISH WA AL-KILAB LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH NAFSIYAH LI CARL ROGERS

Putri Ramadhani, NIM.: 18101010016 (2022) MAFHUMU DZAT LI SYAHKHSHIYYAH AR ROISIYAH FI RIWAYAH AL-LISH WA AL-KILAB LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH NAFSIYAH LI CARL ROGERS. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MAFHUMU DZAT LI SYAHKHSHIYYAH AR ROISIYAH FI RIWAYAH AL-LISH WA AL-KILAB LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH NAFSIYAH LI CARL ROGERS)
18101010016_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (MAFHUMU DZAT LI SYAHKHSHIYYAH AR ROISIYAH FI RIWAYAH AL-LISH WA AL-KILAB LI NAJIB MAHFUZ DIRASAH NAFSIYAH LI CARL ROGERS)
18101010016_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Skripsi yang berjudul Mafhumu Dzat li Syahkhshiyyah ar Roisiyah fi Riwayah al-Lish wa al-Kilab li Najib Mahfuz Dirasah Nafsiyah li Carl Rogers ini menyajikan analisis tokoh utama dalam novel al-Lish wa al-Kilab karya Nagib Mahfuz. Novel ini berisi tentang penderitaan mental yang dialami tokoh utama dalam menuntut balas terhadap orang yang mengkhiananatinya. Peneliti akan menjawab suatu permasalahan, yaitu bagaimana konsep diri tokoh utama (Sa’id Mahran) dalam novel al-Lish wa al-Kilab. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Psikologi Carl Rogers yang disebut Person Centered Theory yaitu teori yang menjadikan pengalaman sebagai pembentuk perilaku manusia. Dalam teori ini Carl Rogers membagi konsep diri yaitu Real Self dan Ideal Self, sedangkan perkembangan konsep diri disebabkan Real Self dan Ideal manusia sejalan (congruence) dan memperoleh unconditional positif regard. Jika hal ini terus terjadi maka konsep diri seseorang dapat berada di tingkat fully functioning Person,yaitu seseorang yang bisa menjalani hidup dengan terbuka terhadap pengalaman, percaya diri, bebas membuat keputusan, dan kreativ. Konsep diri tidak berkembang dengan baik terjadi karena ketidaksamaan (Incongruence) antara Real Self dan Ideal Self dan seseorang justru mendapatkan Conditional Positif Regard maka akan muncul rendahnya harga diri, Orang dengan harga diri rendah rentan mendapat gangguan kejiwaan. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan apa yang menjadi masalah pada objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu kata, frasa, dan kalimat pada novel al-Lish wa al-Kilab. Kesimpulan penelitian ini adalah kejadian-kejadian yang menimpa Sa’id tidak sesuai dengan konsep diri Said Mahran sehingga menyebabkan terbentuknya beberapa karakter Sa’id Mahran diantaranya pemberontak, pendendam, sulit percaya pada orang lain, serta mengalami trauma dengan wanita. Konsep diri Said dapat berkembang dengan baik di sebabkan adanya Congruence antara Real Self dan Ideal Self yaitu Said Mihran yang merupakan seorang pencuri (Real Self), tapi baik hati ia selalu membagikan hasil curiannya kepada orang lain (Ideal Self), konsep diri Said juga berkembang dengan adanya adanya social Suport dari orang lain dan Sa’id Mihran berhasil mendapatkan konsep diri Fully Functioning person (orang yang berfungsi sepenuhnya) yaitu terbuka terhadap pengalaman-pengalaman buruk, percaya diri, bebas membuat keputusan, dan kreativ.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Ridwan, S.Ag.,M.Hum
Uncontrolled Keywords: Al-Lish Wa Al-Kilab, Konsep Diri, Psikologi Carl Rogers
Subjects: Kesusastraan Arab
Kesusastraan Arab > Novel - Fiksi
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 05 Sep 2022 11:54
Last Modified: 05 Sep 2022 11:54
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/52724

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum