EPISTEMOLOGI PENAFSIRAN DI MEDIA SOSIAL (Studi Analisis Akun Instagram @quranreview)

Muhafizah, NIM.: 20205031006 (2022) EPISTEMOLOGI PENAFSIRAN DI MEDIA SOSIAL (Studi Analisis Akun Instagram @quranreview). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (EPISTEMOLOGI PENAFSIRAN DI MEDIA SOSIAL (STUDI ANALISIS AKUN INSTAGRAM @QURANREVIEW))
2ANN6Y~M.PDF - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (EPISTEMOLOGI PENAFSIRAN DI MEDIA SOSIAL (STUDI ANALISIS AKUN INSTAGRAM @QURANREVIEW))
2F2N7T~Y.PDF - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Media sosial bernama Instagram tidak hanya menampilkan dan menginformasikan segala bentuk fenomena kehidupan manusia yang sedang menjadi tren atau isu hangat, namun juga masuk ke dalam ranah dakwah dan kajian keislaman, salah satunya kajian tafsir Al-Qur’an. Akun Instagram @quranreview menjadi salah satu akun yang produktif dan secara kontinu mem-posting konten penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an dengan style yang kreatif dan menarik. Selain itu, konten yang diangkat dalam banyak kasus, berhubungan dengan kejadian-kejadian yang populer di kalangan anak muda sebab dibungkus dengan bahasa gaul kekinian. Kejadian-kejadian tersebut kemudian dikaitkan dengan salah satu ayat atau kata yang ada dalam Al-Qur’an. Selain itu, kontennya juga didukung dengan gambar-gambar yang menarik, video (reels), cuplikan film, ilustrasi gambar, sesuatu yang lebih jarang dilakukan oleh media sosial lainnya. Akun ini menarik untuk dijadikan objek material, selain konten tafsir Al-Qur’an yang ditampilkan seperangkat model dan style kekinian yang kreatif, pengikut yang banyak, like dan comment yang cenderung banyak dan aktif, juga karena diusung oleh seorang mahasiswa yang memiliki background pendidikan umum, sehingga otoritasnya sebagai penafsir atau penyampai pesan Al-Qur’an perlu ditelusuri lebih lanjut. Oleh karena itu, untuk menjawab keresahan akademik, maka ada tiga rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini, di antaranya; apa saja sumber penafsiran akun Instagram @quranreview? Bagaimana metode penafsiran akun Instagram @quranreview? Dan bagaimana validitas penafsiran akun Instagram @quranreview? Pertanyaan ini dijawab dan dianalisa berdasarkan teori epistemologi tafsir sehingga akan menghasilkan jawaban dari keresahan akademik penulis. Penelitian ini adalah kualitatif dengan penelitian kepustakaan (library research) dan kajian (objek formal) yang digunakan adalah epistemologi tafsir. Adapun sumber penafsiran yang digunakan @quranreview, pertama, sumber pemahaman linguistik, yakni melalui sumber linguistik otonom, sumber linguistik bi at-tafsir, aplikasi e’rab, dan kamus (Al-Qur’an dan Arab). Kedua, menggunakan sumber pemahaman bi al-ra’yi (logika). Metodologi penafsirannya terdiri atas prinsip-prinsip penafsiran dan metode, serta pendekatan penafsiran. Adapun prinsip-prinsipnya, yaitu prinsip analogi-linguistik (analogi kalimat, analogi ilustrasi gambar, analogi video (reels), analogi cuplikan film), prinsip konektifitas teks, prinsip mengangkat tema-tema yang sedang viral. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam penafsiran @quranreview adalah metode maudhu’i: tipologi penjelasan tafsir tematik, pendekatan penafsiran berbasis kebahasaan, pendekatan ijtihad (bersandar kepada logika), pendekatan kontekstual, dan dominasi kecenderungan penafsiran (corak tafsir) yang digunakan yaitu kontekstualis ijtima’i dan corak linguistik. Terakhir, validitas penafsiran berikut dengan implikasi penafsiran dari akun @quranreview. Kebenaran penafsiran @quranreview dapat dilihat berdasarkan teori koherensi dan teori pragmatis. Sebagai bahan kritik, maka penulis menemukan kelebihan dan kekurangan akun @quranreview, yakni memanfaatkan media sosial sebagai wahana anak muda yang belajar tafsir Al-Qur’an dengan pembahasan kekinian, menjawab keresahan para anak muda muslim melalui fenomena-fenomena terkini berbasis Al-Qur’an, dan pembahasannya tematis memudahkan pembaca dalam menyimpulkan maksud ayat yang ditafsirkan. Sedangkan kekuranganya, penggalan ayat Al-Qur’an terkesan dipaksa untuk menjawab fenomena kekinian tanpa memahami konteks ayat yang ditafsirkan, penafsirannya mayoritas tidak melalui sumber-sumber otoritatif dalam diskursus ilmu tafsir, kajian linguistik yang kurang mendalam dalam memahami ayat Al-Qur’an terkesan cacat (fahm as-saqim), ketidaktegasan pemilik akun @quranreview terhadap sumber-sumber yang digunakan untuk menafsirkan Al-Qur’an. Sehingga penulis menemukan adanya deotorisasi penafsiran di akun Instagram @quranreview.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing: Dr. Saifuddin Zuhri, S.Th.I, MA
Uncontrolled Keywords: era tafsir; media sosial; tafsir Al Quran; analisa iconic; pendekatan tafsir
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
Media Sosial
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Muchti Nurhidaya [muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id]
Date Deposited: 23 Sep 2022 15:18
Last Modified: 27 Sep 2022 14:57
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/53398

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum