Ya Man Kunta Habibiy Li Anis Mansur : Dirasat Tahliliyyah Sikulujiyyah

Ismiyatun, NIM.: 00110353 (2005) Ya Man Kunta Habibiy Li Anis Mansur : Dirasat Tahliliyyah Sikulujiyyah. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (Ya Man Kunta Habibiy Li Anis Mansur : Dirasat Tahliliyyah Sikulujiyyah) 00110353_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (13MB) | Preview
	Text (Ya Man Kunta Habibiy Li Anis Mansur : Dirasat Tahliliyyah Sikulujiyyah) 00110353_BAB II sampai BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (15MB) | Request a copy

Abstract

Salah satu penulis lepas prosa Mesir diantaranya adalah Anis Mansur. Belum banyak para pembaca atau penikmat sastra yang mengenal sosok ini. Namanya ditutupi oleh penulis besar lainnya seperti Najib Mahfudz, Najib Kailani, Taufiq Al-Hakim. Sebagian besar karyanya bertemakan humanisme dengan titik tolak kehidupan ini. Ya Man Kunta Habibiy yang diterjemahkan sebagai "Wahai...!Mantan Kekasihku" menceritakan seorang wanita yang dalam kehidupannya mengalami kegetiran cinta. Atau tepatnya kegagalan cinta. Sudah lama ia memendam rasa cintanya kepada seorang lelaki yang diidamkannya (hingga tujuh tahun) namun apa yang terjadi kemudian?. Lelaki tersebut ternyata tidak mencintainya sama sekali!!. Kalaulah mereka berhubungan satu sama lain itu semata-mata hanyalah sebagai hubungan pertemanan biasa saja. Wanita ini merasa tegar menghadapi semuanya, meski cinta sudah bertepuk sebelah tangan. Waiau pahit dan sukarnya hati untuk melawan gejolak itu anehnya ia tetap saja mencintai dan tidak bisa membenci lelaki yang telah melukainya. Hingga akhirnya takdir berpihak kepadanya dengan harus memilih seorang lelaki lain yang memang dijodohkan untuknya. Ia tidak bisa berkata apapun selain diam, karena ia merasa lelah dengan semuanya. la naik ke pelaminan seakan merasa naik di atas ranjang kematiannya. Cerita pendek tersebut dianalisis melalui pendekatan Psikoanalisis dengan menautkan tokoh wanita tersebut pada jiwa psikisnya. Di mana unsur-unsur bawah sadar yang terepresi itulah perwujudan dari keinginan-keinginan individu. Bagaimana ia sangat berharap akan cinta yang diagung-agungkannya dan berharap banyak pada apa yang dikhayalkannya. Padahal semua itu hanyalah mimpi atau ketidaksadarannya. Begitu pula ketika ia depresi karena mengetahui bahwa tokoh lelaki tersebut tidak mencintainya. Kembali ia dihadapkan pada tragedi kehidupan. Antara perasaan cinta dan benci berkumpul jadi satu .Maka kondisi kejiwaan seorang tokoh dalam karya sastra tersebut terukur dari sana.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item