Haerudin, NIM.: 00110372 (2004) NAQD ABBAS MAHMUD AL-AQQAD FI SYI’R KALASIKI AL-HADITH: Dirasah tahliliyyah Wasfiyyah fi kitabah al fasul wasa’at bain al kitab wa wa khalasah al yawmiyyah. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (NAQD ABBAS MAHMUD AL-AQQAD FI SYI’R KALASIKI AL-HADITH: Dirasah tahliliyyah Wasfiyyah fi kitabah al fasul wasa’at bain al kitab wa wa khalasah al yawmiyyah)
00110372_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (12MB) | Preview |
|
Text (NAQD ABBAS MAHMUD AL-AQQAD FI SYI’R KALASIKI AL-HADITH: Dirasah tahliliyyah Wasfiyyah fi kitabah al fasul wasa’at bain al kitab wa wa khalasah al yawmiyyah)
00110372_BAB II sampai BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (25MB) | Request a copy |
Abstract
Kedatangan Bangsa Eropa yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte (1798-1799) keMesir, membawa perubahan besar bagi Bangsa Arab secara umum clan Mesir pada khususnya. Bangsa Arab mulai menyadari akan ketertinggalan mereka dalam seluruh aspek seperti, ilmu pengetahuan, budaya, militer, teknologi clan kesustraan. Pada bidang kesustraan mereka mulai berbenahdiri , dimana banyak para sastrawan arab menimba ilmu di Eropa, khususnya Perancis clan Inggris. Mereka mulai mengadakan pembaharuan melalui penerjemahan clan pembacaan terhadap karya sastrawan barat clan memadukan kesustraan arab clan barat sehingga menimbulkan keterpengaruhan. Keadaan ini ditandai dengan lahimya aliran Neo-Klasik di pelopori oleh al-Barudi, Ahmad Syauqi, clan Hafid Ibrahim. Aliran ini berusaha menerbitkan clan melestarikan syair arab klasik yang telah mendapat pengaruh dari karya sastra barat. Namun demikian, aliran ini masih menyisakan persoalan terutama dalam bahasa clan bentuknya yang sangat tradisional, ketinggalan zaman dan penggunaaan metafor yang berlebihan. Syukri, Aqqad clan al -Mazini mendirikan Madrasah ad- Diwan. Aliran ini lahir sebagai kritik terhadap sastrawan Neo-Klasik yang masih mempertahankan corak atau kaidah puisi lama (klasik) dalam proses kreatif seorang penyair atau sastra wan. Pengaruh romantik dan kesustraan barat sangat nampak dalam karya tokoh Diwan, terutama adanya penelitian modem tentang jiwa yang menjadikan puisi sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan jiwa terhadap realitas kehidupan. Abbas Mahmud Aqqad, kritikus arab modem dan banyak terpengaruh sastra lnggris, menyatakan bahwa syair (bait syair) merupakan rentetan peristiwa kehidupan yang meliputi kehidupan seorang penyair. Syair yang baik harus mengungkapkan suatu kenyataan yang terjadi pada diri penyair, ungkapan jiwanya yang dilandasi dengan kejujuran. Penjelasan diatas terjadi perbedaan yang jelas antara Aqqad dan para penyair Neo-klasik antaqt yang besifat formal yang kurang menyentuh substansi clan masih memegang tradisi klasik dengan sesuatu yang baru yang lebih bersifat substansi dari puisi. Hal ini terlihat dalam unsur pembentuk karya sastra yakni khayal, "athifah, fiqrah dan syaurah. Atas dasar ini penulis akan mencoba mengadakan kajian tcntang hal tersebut dengan metode analisis deskripsi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Drs. Mardjoko Idris, M.A |
Uncontrolled Keywords: | Syair; Kritik Sastra |
Subjects: | Kesusastraan Arab > Puisi |
Divisions: | Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1) |
Depositing User: | Widiyastuti, M.IP |
Date Deposited: | 02 Oct 2024 13:33 |
Last Modified: | 02 Oct 2024 13:33 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67483 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |