Muh.Mahbub Junaidi, NIM.: 01110490 (2006) Al Mubtada' Wa Al-Khabar Inda Al Basriyyin Wa Al-Kufiyyin (Dirasah Muqaranah). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (Al Mubtada' Wa Al-Khabar Inda Al Basriyyin Wa Al-Kufiyyin (Dirasah Muqaranah))
01110490_BAB I_BAB PENUTUP dan DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview |
|
![]() |
Text (Al Mubtada' Wa Al-Khabar Inda Al Basriyyin Wa Al-Kufiyyin (Dirasah Muqaranah))
01110490_BAB II sampai BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (17MB) | Request a copy |
Abstract
Ketika Orang-orang Arab berasimilasi dengan orang-orang Persia, bahsa Arab mulai mengalami kemunduran. Apalagi pemimpin-pemirnopin yang berkuasa pada saat itu bukan orang Arab, sehingga timbullah satu bahsa pasar yang tidak dapat dianggap sebagai bahasa Arab yang murni, seperti yang tejadi di Mesir dan Damaskus, tetapi paling hebat adalah kemunduran bahasa Arab di Persia. Hal ini menimbukan kesadaran para Ulama dan Ahli bahasa Arab, sehingga mereka bangun serentak mempertahankan bahasa Arab dari keruntuhannya. Dengan rusaknya bahasa Arab tentu tidak ada lagi yang dapat memahami al-Qur'an, sedangkan al-Qur'an adalah kitab suci yang hams selalu dipelihara dan diselidiki isi dan maknanya. Karena itu mereka merasa, bahwa di atas pundak merekalah terletak kewajiban untuk memelihara al-Qur'an dengan jalan mempertahankan kemurnian bahasa Arab. Untuk itu mereka telah mengarang ilmu Nahwu agara bahasa Arab dapat dipelihara dengan baik oleh umat yang tidak berbahasa Arab, sehingga mereka terhindar dari kesalahan-kesalahan pengucapan dan dapat membaca dengan fasih. Dan ilmu Nahwu yang banyak berbicara tentang struktur bahasa berusaha menjembatani adanya kesenjangan tersebut, yaitu berusaha mengernbalikan bahasa Arab kepada bahasa yang resmi dan baku (fu iJa) Dalam kajian kebahasaan, istilah mubtada' dan khabar adalah pokok kalimat (mubtada ') dan sebutan kalimat (khabar), keduanya adalah kalimat isim yang berbaris depan, dan tersusun menjadi susunan kalimat yang sempuma, dalam bahasa terkenal dengan istilah''.jum/ah mufidah" Namun dalam perkembangannya penggunaan dan fungsi mubtada' tidak semuanya sama, melainkan sctiap ulama mempunyai pendapat yang berbeda-beda, ulama Bashrah berbeda pendapat dengan ulama yang berada di Baghdad, begitu pula yang berada di Kufah, hal inilah yang mendorong penulis untu.k meneliti lebih mendalam berbagai seluk beluk yang berkaitan dengan mubtada' dan khabar. Objek penelitian dalam skripsi ini berupa mubatada' dan khabar serta perbedaan antara keduanya menurut ulama Kufah, dengan cara membandingkan dengan pendapat-pendapat lain yang lain seperti pendapat para ulama yang ada di Basrah, sehingga ditemukan sebuah pemahaman yang mendalam yang berkaitan dengan mubtada' dan khabar, beserta seluk beluk yang menyertainya. Ulama Basrah adalah perintis dari cabang ilmu nahwu, dan ulama yang pertama kali mengarang ilmu ini adalah Abu al-Aswad ad-Dualiy. Ulama Basrah berpendapat bahwa mubtada di-rafa '-kan oleh amil ibtida ', sedangkan khabarnya di-rqfa '-kan oleh oleh amil ibtida' dan mubtada'. Sedang Ulama Kufah berpendapat bahwa mubtada' dan khabar saling merafa'kan. Dengan kata lain, khabar merafa'kan mubtada dan mubtada merafa'kan khabamya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information / Supervisor: | Pembimbing: Drs. H. M. Habib, M.Ag |
Uncontrolled Keywords: | Perbedaan Mubtada' dan Khabar; Ulama Basrah; Ulama Kuffah |
Subjects: | Kesusastraan Arab > Bahasa dan Sastra Arab - Analisis Teks |
Divisions: | Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1) |
Depositing User: | Widiyastuti, M.IP |
Date Deposited: | 07 Oct 2024 10:06 |
Last Modified: | 07 Oct 2024 10:06 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67661 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |