SHOBIRIN FI RIWAYAH AL-NIDA' AL-KHALID LI-NAJIB AL-KAILANI

MUSTHOLIH - NIM. 05110025 (2011) SHOBIRIN FI RIWAYAH AL-NIDA' AL-KHALID LI-NAJIB AL-KAILANI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Preview	Text (SHOBIRIN FI RIWAYAH AL-NIDA' AL-KHALID LI-NAJIB AL-KAILANI) BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (SHOBIRIN FI RIWAYAH AL-NIDA' AL-KHALID LI-NAJIB AL-KAILANI) BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Novel sebagai bagian dari karya sastra merupakan jagad realita yang di dalamnya memuat berbagai peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh). Realitas psikologis adalah salah satu realitas yang sering kita jumpai dalam karya sastra. Secara spesifik realitas psikologis adalah kehadiran fenomena kejiwaan tertentu yang dialami tokoh ketika bereaksi terhadap diri dan lingkungannya. Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat kondisi psikologis yang dialami salah satu tokoh yang bernama Sobirin dalam novel Al-nida Al-Khalid karya Najib Al-Kilani. Diawal kisahnya diceritakan, ia sering bersedih, menangis dan marah-marah dengan tanpa alasan yang jelas. Setelah melakukan penelitian dan peneliti kaitkan dengan kajian psikologis, maka dapat diketahui bahwa Sobirin berada dalam masa peralihan; dari masa remaja menuju ke masa dewasa, di mana ia telah siap untuk menyatukan identitasnya dengan orang lain, namun yang ia alami justru sebaliknya, karena orang tuanya memingitnya di dalam rumah, sehingga ia tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan dan dunia sosialnya. Kemudian setelah melakukan penelitian lebih jauh dan masuk ke ranah psikoanalisis, dapat diketahui bahwa antara id, ego dan super egonya dalam kondisi yang tidak seimbang, sehingga menyebabkan neurosis yang membuatnya sering melamun, bersedih dan marah-marah kepada orang lain dengan tanpa alasan yang jelas. Hal itu disebabkan tekanan-tekanan yang berasal dari faktor luar, maupun dari dalam dirinya. Dalam bidang psikoanalisis diterangkan bahwa seorang penderita neurosis dapat kembali pada kondisi normal apabila ia bisa berbagi dan mencurahkan isi hatinya kepada orang lain. Begitu pula yang terjadi pada Sobirin, setelah ibunya mengetahui bahwa Sobirin sering melamun, bersedih, menangis dan sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, lantas ibunya berpikir untuk membawanya kepada seorang dukun supaya ia diberi mantra-mantra penyembuhan atau ajimat tertentu yang sekiranya dapat menyembuhkan penderitaan yang dialami Sobirin. Namun hal itu tidak dilakukan sang ibu, karena kondisi Sobirin terlihat membaik tatkala sang ibu sering mengajaknya berdialog dan mendengarkan keluhankeluhan ,Sobirin, serta memberinya nasehat-nasehat berharga. div

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item